Kamis, 28 Maret 2013

Proses Pembuatan Kain Tenun Ikat ATBM: Membuat Benang Lungsi (1)

Proses Tenun: Menyepul di alat Jontro
Proses pembuatan kain tenun ikat ATBM memang rumit dan dikerjakan dalam waktu yang tidak singkat. Tak heran, banyak yang penasaran bagaimana proses pembuatan kain tenun ikat sebenarnya. Bagaimana produksi kain ikat cantik berkualitas seperti yang dijual http://tenuncantik.com/ atau http://tenuncantik.com/? Serumit apa?

Membuat kain tenun memang lebih rumit daripada membuat kain batik. Secara garis besar, bisa dilihat pada Perbedaan Kain Tenun Ikat dengan Batik.

Sebenarnya proses produksi kain tenun ikat yang menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM) bisa kita pelajari. Tulisan berikut yang akan kami muat secara berseri akan memberi gambaran khususnya dalam pembuatan kain tenun ikat pakan yang menghasilkan kain misris yang menjadi Primadona Tenun Ikat Troso Jepara dan kain endek di Bali. Yuk, kita simak.

Proses Awal Tenun
Secara garis besar, proses awal tenun dibagi menjadi dua yaitu proses menyiapkan benang lungsi dan proses penyiapan benang pakan. Pertama, pembuatan benang lungsi. Karena yang kita pelajari adalah ikat pakan, maka proses membuat benang pakan akan lebih panjang dan rumit. Biar lebih mudah, kita pelajari dulu cara membuat benang lungsi.

BENANG TENUN untuk lungsi yang dibeli di toko benang umumnya dalam ukuran 1 pack seberat 5 kg.  Benang yang digunakan beragam merk dan kualitasnya. Biar lebih jelas, baca Ragam Benang Katun untuk Tenun

Benang lungsi ini diwarna terlebih dahulu melalui proses pewarnaan yang disebut menter artinya memberi wenter (pewarna). Jangan salah eja ya, huruf e pertama seperti e dalam kata "sendok", yang kedua seperti kata "elang" he..he..he...

Benang yang telah di wenter
MENTER benang lungsi tidak rumit karena hanya satu warna yang nanti seteleh jadi kain menjadi warna dasar. Jadi cukup dicelupkan pewarna, diperas lalu dijemur sambil sesekali direnggangkan. Biar benangnya tidak ruwet..

Setelah kering, benang lungsi yang sudah berwarna ini di bawa kepada pekerja proses NYEPUL. Artinya menyepul atau memasukkan benang ke dalam sepulan kecil kecil. Alat untuk menyepul ini dinamakan JONTRO. Jontro tradisional dibuat dari velg sepeda yang dimodifikasi dan diputar dengan tangan

Menyepul bisa dilakukan oleh ibu-ibu atau nenek-nenek, karena tidak perlu banyak tenaga. Tapi perlu ketelitian lho, jadi nggak bisa sembarangan juga..

Alat Sekir
Setelah semua benang lungsi berada dalam sepulan, sepulan ini di bawa ke pekerja SEKIR. Sepulan disusun ditempatnya dan dipindahkan ke BUM menggunakan alat yang disebut Sekiran. Proses yang disebut nyekir ini menghasilkan bum yang terisi benang lungsi.

Sampai tahap ini, pembuatan benang lungsi hampir selesai. Tinggal memasang bum yang telah terisi benang lungsi ke dalam alat tenun bukan mesin (ATBM) yang diteruskan dengan proses memasukkan benang lungsi ke dalam SISIR yang disebut NYUCUK. Nyucuk dilakukan dua orang, satu orang memasukkan benang dan satunya menarik benang yang masuk dari arah sebaliknya.

Nah, benang lungsi sudah siap ditenun. Tinggal penunggu "pasangannya" nih, BENANG PAKAN. Penasaran bagaimana membuat benang pakan? Ikuti seri selanjutnya
Continue reading

Jumat, 22 Februari 2013

Ragam Benang Katun untuk Tenun

Tenuna - Kerajinan kain tenun dihasilkan dari proses persilangan benang-benang yang diproses dengan alat tenun tradisional dengan tenaga manual. Agar menjadi kain tenun yang cantik seperti yang disediakan http://tenuncantik.com/, semua benang harus melalui Proses Pembuatan Kain Tenun Ikat ATBM yang panjang dan rumit serta unik.

Nah, benang apa saja yang biasa digunakan sebagai bahan pembuat kain tenun? Mari kita kupas satu persatu.

Benang Katun Mercerised (mercerized cotton)
Benang katun mercerized adalah jenis benang katun yang dihasilkan melalui proses tertentu yang membuat benang lebih kuat, lebih berkilau dan minim susut. Proses mercerisasi juga membuat benang tidak mudah berjamur, lebih mudah menyerap pewarna yang membuat warna di kain terlihat lebih kuat dan lebih cemerlang.

Proses mercerisasi awalnya dikembangkan oleh John Mercer, seorang ahli kimia Inggris yang mematenkan metode proses tersebut tahun 1851. Namun metode ini baru popular tahun 1890 ketika Horace Lowe sedikit mengubah proses demi menghasilkan serat benang yang lebih berkilau. Jenis benang yang diproses dengan cara mercerisasi sering dikenal dengan benang mutiara (pearl yarn). Benang katun mercerized biasanya digunakan untuk membuat tenun atau rajut halus.

Benang katun mercerised sering digunakan dalam pembuatan tenun misris Troso Jepara dan tenun endek Bali yang mengutamakan standar kualitas tinggi seperti http://tenuncantik.com/. Benang ini juga dikenal dengan katun super quality.

Benang Katun Kombet (combed cotton)
Katun kombet adalah versi katun yang sangat lembut. Serat kapas diolah dengan proses spesial sebelum dipintal menjadi benang. Secara umum, katun kardet harganya lebih mahal dari katun biasa. Bahannya yang lembut dan adem sangat nyaman di kulit.

Setelah proses penggarukan (carding), kapas disisir menggunakan sikat yang lebih halus untuk mengeluarkan kembali kotoran yang tersisa, juga menghilangkan serat kapas yang pendek seperti bulu. Sekitar 15% dari volume dihilangkan, hanya menyisakan serat panjang, lurus yang seragam dan selaras. Potongan kapas disisir kemudian dipintal menjadi benang.

Benang katun kombet digunakan dalam pembuatan tenun misris Troso Jepara dan tenun endek Bali. Sering digunakan pula dalam pembuatan tenun etnik tebal seperti selendang, syal dan kain tenun seperti kain tenun Nusa Tenggara Timur (NTT).

Benang Katun Kardet (Carded cotton)
Katun carded adalah kapas yang telah disiapkan untuk dipilin (spinning) menjadi benang. Carding merupakan langkah penting dalam pengolahan tekstil agar biji dan kotoran di kapas keluar ketika sedang menyelaraskan serat untuk membuat kapas lebih mudah dipilin. Tanpa carding, benang katun akan kasar dan sangat rapuh.

Benang katun kardet umumnya digunakan untuk membuat kain tenun tebal seperti kain NTT.

Perbedaan jenis katun perlu diperhatikan karena beda jenis katun beda pula cara perawatannya. Lihat Tips Cara Merawat Kain Tenun Ikat untuk lebih jelasnya.
Continue reading