Rabu, 09 November 2016

3 Kain Khas Bali

3 Kain Khas Bali

3 Kain Khas Bali

Bali, bukan hanya indah dengan panorama alamnya yang memukau setiap pandang mata. Juga indah dengan budayanya yang masih terpelihara. Salah satu produk budaya yang patut kita banggakan adalah ragam kain khas dari Bali yang cantik dan penuh makna.

Bagi kalian yang sedang atau mau ke Bali, berikut ini bisa menjadi salah satu hal yang jangan dilewatkan:

1. Kain Gringsing, Tenganan Bali

Kain ini menjadi satu-satunya kain tenun tradisional Indonesia yang menggunakan teknik ikat ganda. Dari awal hingga akhir pengerjaan kain ini menggunakan tangan, benang yang digunakan didatangkan dari Nusa Penida karena hanya di tempat kita diperoleh kapuk berbiji satu.

Proses perendaman memakan waktu 40 hari-1 tahun sebelum lanjut ke proses ikat. Tidak heran jika pembuatan kain ini membutuhkan waktu 2-5 tahun. Motif kain gringsing hanya menggunakan tiga warna yang disebut dengan Tridatu dari pewarna alami yang berasal dari pohon kepundung putih, akar mengkudu, minyak buah kemiri dan pohon taum. Sehingga semakin tua kainnya semakin bagus warna yang muncul. Anda juga tidak perlu repot mencucinya, cukup dengan air hujan. Kain Gringsing yang dimaksudkan sebagai penolak bala ini konon berasal dari Dewa Indra. Melalui Kain Gringsing ini Anda tidak hanya bisa memahami corak budaya tetapi juga merunut sejarah budaya Bali, Tenganan khususnya.

2. Kain Cepuk, Nusa Penida Bali

Kain Cepuk termasuk kain yang sakral di Bali seperti halnya Gringsing. Cepuk dalam bahasa Sansekerta berarti kayu canging yang merupakan bahan dasar dari pembuatan kain tenun. Kain ini memiliki banyak corak motif dengan masing-masing makna yang melekat.

Warna-warna yang digunakan oleh kain ini mempunyai simbol warna penjuru mata angin yang diyakini masyarakat setempat. Kuning di Barat melambangkan Dewa Mahadewa, merah di Selatan melambangkan Dewa Brahma, putih di Timur melambangkan Dewa Iswara, hitam di Utara melambangkan Dewa Wisnu dan campuran keseluruhan warna tersebut melambangkan Dewa Syiwa di tengah. Meskipun dihasilkan di beberapa daerah di Bali, Cepuk khas Nusa Penida memiliki ciri sendiri dari benang yang digunakan. Penasaran?



3. Kain Bebali

Kain ini lebih dikenal dengan nama Wangsul  di Bali Utara dan Gedogan di Bali Timur. Bebali sendiri artinya adalah upacara sehingga kain ini hanya digunakan untuk upacara dan hanya anggota dalam tiga kasta tertinggi (triwangsa) yang mengetahui proses pembuatan kain ini. Karena berhubungan dengan keagamaan, kain Bebali ini ditenun oleh tetua perempuan yang sudah tidak lagi menstruasi atau disebut Baki.

Pembuatan kain ini melalui proses lima tahapan dengan jenis dan ragam hias yang beraneka rupa. Meskipun ragam hias kain ini bersifat geometris tetapi kain ini mempunya sisi tidak simetris di sisi kiri dan kanan yang menandakan Rwa Bhineda atau sistem dualistis seperti baik dan buruk, kanan dan kiri, dan sebagainya. Karena keistimewaannya, kain ini cukup sulit ditemukan apalagi untuk dikomersilkan.

Kain khas Bali lainnya sudah lebih dulu kita kenal seperti Kain Poleng, Kain Endek dan Songket Bali tentu tidak kalah cantik dan lebih mudah kita peroleh. Kain, turut menandakan kekayaan budaya kita yang melimpah ruah dan menjadi kebanggan tersendiri sebagai bangsa Indonesia. Menjadi tugas kita selanjutnya untuk tetap menjaga dan melestarikannya bukan?

sumber : http://citizen6.liputan6.com/read/2142040/3-kain-sakral-cantik-khas-bali
Continue reading

Tradisi Tenun Suku Kalumpang Sulawesi Barat

Tradisi Tenun Suku Kalumpang Sulawesi Barat
Makasar Sesuai data Ahli Arkeologi, Keberadaan suku Kalumpang purba adalah suku dari Ras Austronesia Neolitikum yang dihuni penduduk asli, sebelum kedatangan orang-orang Proto Melayu 3600 tahun sebelum Masehi.

Hal ini diungkapkan Anny Marimbunna Pakata yang peduli pada pelestarian seni budaya Indonesia khususnya Sulawesi kepada Liputan6.com, Minggu (15/11/2015).

Anny sapaan akrab Anny Marimbunna mengungkapkan, ragam tradisi yang dimiliki suku Kalumpang juga menyimpan kekayaan alam seni tradisi leluhur ratusan tahun yang unik dan masih terjaga hingga saat ini.

Salah satu tradisi yang masih melekat di suku Kalumpang yakni, tradisi menenun yang dikenal dengan tenun ikat tradisional sekomandi. Tepatnya berada di desa kondobulo dan karataun kecamatan Kalumpang Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat.

"Jaman dahulu kala selain dibuat untuk kepentingan sendiri, pakaian adat tenun ikat ini juga menjadi alat tukar bernilai tinggi. Biasanya dibarter dengan beberapa hewan peliharaan seperti kerbau atau babi," jelasnya.

Keunikan kain tenun Ikat Kalumpang, kata Anny terdapat pada pola warna dan struktur kain. Dimana semua proses pengerjaannya dilakukan dengan tangan atau ditenun dengan menggunakan alat-alat tradisional lainnya. Dibutuhkan waktu berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan-bulan untuk memproduksi sehelai kain tenun ikat sekomandi tersebut.

"Jadi jangan heran apabila kain tenun ini dibandrol dengan harga tinggi, hingga puluhan juta rupiah," katanya.

Salah seorang penenun yang masih aktif, Marlin Sa'bi mengatakan, jika proses Tenun Ikat Kalumpang dilakukan dengan beberapa tahapan. Pertama dilakukan proses pemintalan benang dari kapas yang biasanya diambil dari tanaman kapas, yang ditanam penduduk desa di wilayah Kalumpang.

Kemudian, tahapan kedua adalah proses mengikat kumpulan benang yang merupakan salah satu teknik sebelum benang diwarnai. Selanjutnya, memasuki proses tahapan selanjutnya, yakni tahapan pewarnaan. Bahan perekat warna yang digunakan terdiri dari cabe, kemiri, lengkuas, jahe dan kluwak. Sementara itu, bahan rendaman kain yang dipakai terbuat dari pohon palli atau sejenis kulit kayu.

"Setelah air rendaman diambil dan dicampur dengan perekat warna tadi, campuran perekat warna kemudian dipoleskan ke benang hingga meresap. Selanjutnya benang dijemur selama 30 hari untuk memperkuat warna dan juga agar tidak luntur ," terangnya.

Benang yang sudah diberi warna dasar, biasanya berwarna cream kekuning-Kuningan. Setelah itu benang kemudian diikat perkelompok sekitar 12 Helai benang yang diikatkan pada alat yang disebut Katadan.

"Katadan adalah sebuah alat untuk menahan benang pada saat diikat agar rapi. Dan benang yang diikat inilah yang nantinya akan membentuk corak kain,"ungkapnya.

Selain itu, untuk menciptakan motif tertentu, sang penenun sebelumnya tidak membuatkan pola atau sketsa pada benang yang diikat pada katadan. Namun menurut Marlin, pembuatan pola motif dan sketsa terjadi dalam pikiran dan imajinasi penenun.

"motif yang dibuat bukan sembarang motif tetapi motif - motif tersebut ada jenisnya dan memiliki makna. Diantaranya ada Motif Ba'ba diata, Lele Sepu Ulu Karua lepo, Ulu Karua Barinni Pori dappu, Tosso' Balekoan, Tonoling, dan motif Toboalang,"urainya.

Tak sampai disitu, setelah motif terbentuk maka dilakukan pewarnaan merah dari akar kayu Mengkudu. Dimana, benang bermotif tersebut dimasak kemudian dicuci dan dijemur hingga kering. Setelah kering lalu dimasukkan kembali kedalam Katadan, untuk diikat kedua kalinya.

"Setelah itu lanjut ke Proses pemberian pewarnaan hitam dan biru dari daun Tarun, dan daun Bilatte. Daun-daun juga dimasak lalu dikeringkan dan dimasukkan kembali ke dalam Katadan untuk diikat kesekian kalinya," tutur Marlin.

Tahap terakhir adalah proses penenunan kain. Dimana, pada tahap awal benang yang telah direbus kemudian diberi warna lalu tali pengikatnya dibuka dengan ekstra hati-hati.

"Tujuannya agar susunan benang dan susunan warna tidak kacau. Benang diikat satu persatu lalu dipasang ke alat tenun dan siap ditenun ,"cetusnya.

Saat ini, sudah tidak banyak orang yang bisa menenun kain ikat sekomandi. Menurut Marlin, diperlukan perhatian khusus agar kain warisan nenek moyang ini tetap lestari. Apalagi motif tenun ikat dari Kalumpang dikenal sebagai salah satu ragam motif tertua di dunia.

Sumber : http://lifestyle.liputan6.com/read/2366998/menegok-tradisi-tenun-suku-kalumpang-sulawesi-barat
Continue reading

Selasa, 08 November 2016

Pengrajin Tenun Palembang yang Mulai Punah

Pengrajin Tenun Palembang yang Mulai Punah
Palembang – Dunia berubah. Sebagian tradisi yang berjaya mulai ditinggalkan. Situasi itu kini dihadapi usaha tenun khas Palembang. Yang tersisa kini hanyalah para penenun paruh baya yang bertahan demi menyambung hidup.

Situasi itu dijumpai Liputan6.com saat menyambangi salah satu rumah produksi kain khas Palembang di Kawasan Tenun Tuan Kentang, Jalan Aiptu A Wahab, Kelurahan Tuan Kentang, Kecamatan Seberang Ulu (SU) I Palembang. Hanya perempuan paruh baya sedang tekun menenun kain khas Palembang.

Salah satunya adalah Hawa (64), nenek tiga cucu yang tinggal di wilayah Kelurahan 15 Ulu Palembang. Ia mengaku sudah menggeluti aktivitas tenun kain sejak usia 17 tahun.

"Waktu itu saya buka usaha sendiri. Berhubung karena pailit sehingga semua alat-alatnya terjual. Setelah saya menikah dan punya anak, saya kembali lagi menggeluti aktivitas ini. Menenun kain Palembang yang menjadi kegiatan orang Palembang dulunya," ujar Hawa kepada Liputan6.com, Kamis, 21 April 2016.

Usaha rumahan tenun kain Palembang saat ini, lanjut dia, tidak semarak seperti saat ia muda. Ia sangat sulit menemukan para penenun yang mengerti seluk beluk proses tenunan kain Palembang. 

Tidak adanya regenerasi inilah yang membuat Hawa harus kembali terjun ke dunia penenunan. Kendati usianya sudah lanjut, Hawa harus giat menenun dengan sisa-sisa tenaganya yang kian tergerus usia.

Penenun kain tradisi khas Palembang kini hanya para perempuan paruh baya. (Liputan6.com/Nefri Inge)

Selain sulit mencari para penenun kain Palembang, kebutuhan ekonomi menjadi alasan Hawa menjalani profesi sebagai penenun. Tapi, ia kini harus bersandar pada orang lain alias jadi buruh.

Sejak ditinggal mati suaminya belasan tahun lalu, Hawa harus kembali mengais rezeki dengan menenun. Dalam seminggu, Hawa hanya mengantongi upah sebesar Rp 100.000 sebagai upah menyelesaikan sepotong kain tenun tanjung yang dikerjakan dalam dua hari.

"Biasanya malam hari saya juga menjahit pinggiran kain jumputan dengan upah Rp 6.000 per potong. Tapi sekarang mata saya sudah rabun, jadi sekarang hanya mengandalkan upah dari tenun saja," ucap Hawa.

Harga upah penenun sangat berbanding jauh dengan harga jual ke pedagang yang bisa tembus hingga Rp 300.000 per lembar. Bahkan, harga ini bisa melambung tinggi jika dijual ke pasaran dengan harga Rp 500.000 hingga Rp 1 jutaan.

Kain Tanjung yang dikerjakan Hawa biasanya digunakan untuk para pria dalam berbagai acara adat maupun kegiatan formal lainnya. Sedangkan, Kain Blongsongan yang ditenun oleh penenun lainnya digunakan untuk para ibu-ibu.

Nasib serupa juga dialami Hasna (55). Ibu enam anak itu juga menjadi salah satu penenun tradisional Palembang yang sudah berusia lanjut. Menurut dia, sangat sulit menularkan ilmu menenun dengan para generasi muda sekarang. Terutama karena anak muda saat ini tidak tertarik dengan menenun.

"Sulit sekarang mencari penerus kita, kalau dulu penenun masih banyak. Kalau sekarang, para penenun sudah menua dan tak sanggup lagi mengerjakan tenunan ini. Hanya saya dan beberapa ibu-ibu lainnya yang berusia lanjut yang masih bertahan," ucap dia.

sumber : http://regional.liputan6.com/read/2490056/tenun-palembang-menanti-pewaris
Continue reading

Tips Memilih Kain Tenun untuk Anak Muda

Tips Memilih Kain Tenun untuk Anak Muda
Kain tenun, khusunya tenun ikat memiliki keindahan yang menjadi cerminan tradisi Indonesia. Namun pemikiran bahwa kain tenun identik dengan pakaian orang tua dan terkesan kuno, telah menjadi paradigma bagi sebagian besar anak muda.

Fenomena inilah yang kemudian membuat Didiet Maulana, yang konsen terhadap kain tenun, memberikan informasi mengenai tren tenun yang cocok dengan gaya anak muda.

Ditemui awak Liputan6.com usai memberikan materi di acara Ideafest, Jumat (7/8/2015), di Jakarta Convention Center, Didit mengungkapkan, dengan desain yang menarik tentu anak muda semakin mencintai tenun, yang merupakan warisan budaya Indonesia.

Selain itu adanya tokoh influencer yang merupakan idola atau kiblat fesyen anak muda seperti artis atau motifator, membuat anak muda semakin tertarik menggunakan tenun. Tidak harus menjadikan tenun sebagai kesatuan baju namun juga dapat menjadikannya aksesoris unik untuk membuat penampilan Anda lebih menarik.

Berikut tips memilih tenun untuk anak muda.

Pilihan warna cerah dan beragam

Anak muda selalu identik dengan semangat dan energik. Anda tentu menginginkan warna yang menarik, terlebih hal itu diaplikasikan pada kain tenun ikat.

Kain yang Tipis dan Nyaman


Bahan kain tenun yang tebal merupakan salah satu alasan mengapa anak muda enggan menggunakannya. Anda dapat mensiasati dengan menggunakan kain yang lebih tipis dan potongan yang sederhana.

Tenun sebagai Pakaian Ready To Wear

Menjadikan kain tenun sebagai pakaian siap pakai akan membuat minat anak muda menggunakannya semakin besar, terlebih kini tenun sudah siap pakai dalam produk seperti jaket, kemeja dan outer.

Aksesoris Pendukung


Jika Anda tidak ingin menggunakan terlalu banyak tenun pada pakaian Anda. Anda dapat terlihat lebih muda dan stylish dengan menambahkan aksesoris dengan tenun ikat.

Sumber : http://lifestyle.liputan6.com/read/2288681/tips-memilih-kain-tenun-yang-cocok-untuk-anak-muda
Continue reading

7 Jenis Kain Tenun Indonesia

7 Jenis Kain Tenun Indonesia

7 Jenis Kain Tenun Indonesia


Dari Sabang sampai Merauke, Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa, bahasa, dan agama. Dan bukan itu saja,Indonesia juga mempunyai beberapa macam budaya dan ciri khas dari tempat daerah masing-masing. Contohnya kain batik dan kain tenun yang cukup terkenal di Indonesia dan juga negara-negara lainnya.

Dan ini adalah macam-macam kain tenun yang terdapat di Indonesia yang harus kamu tahu! Apa saja ya?

1.Tenun Ulos

Kain ini adalah satu busana khas Indonesia,secara turun temurun ulos dikembangkan oleh masyarakat Batak, Sumatera utara. Warna dominan pada kain ini adalah merah, hitam, dan putih yang dihiasi oleh ragam tenunan dari benang emas atau perak.

2.Tenun Gringsing

Kain gringsing adalah satu-satunya kain tenun tradisional Indonesia yang dibuat menggunakan teknik teknik dobel ikat dan memerlukan waktu 2-5 tahun. Kain ini berasal dari Desa Tenganan, Bali. Umumnya, masyarakat tersebut memiliki kain gringsing berusia ratusan tahun yang digunakan dalam upacara khusus. Kata gringsing berasal dari gring yang berarti ‘sakit’ dan sing yang berarti ‘tidak’, sehingga bila digabungkan menjadi ‘tidak sakit’. Maksud yang terkandung di dalam kata tersebut adalah seperti penolak bala. Di Bali, berbagai upacara, seperti upacara potong gigi, pernikahan, dan upacara keagamaan lain, dilakukan dengan bersandar pada kekuatan kain gringsin.

3.Tenun Sumba

Tenun sumba adalah salah satu bentuk seni kerajinan yang dihasilkan oleh kum perempuan dari sumba,NTT. Kerajinan tenun itu berupa sehelai kain yang penuh hiasan dekoratif yang indah, dengan disain menarik, komposisi harmonis, dan bentuk-bentuk ragam hiasnya mempunyai karakteristik tersendiri.

4.Tenun Lurik

Kain lurik adalah salah satu kain tenun nusantara yang tumbuh dan berkembang di Pulau Jawa.
Dan ada berbagai penemuan sejarah memperlihatkan bahwa kain tenun lurik telah ada di Jawa sejak zaman pra sejarah. Ini dapat dilihat dari berbagai prasasti yang masih tersisa, misalnya Prasasti peninggalan zaman Kerajaan Mataram (851 – 882 M) menunjuk adanya kain lurik pakan malang. Prasasti Raja Erlangga dari Jawa Timur tahun 1033 menyebutkan kain tuluh watu, salah satu nama kain lurik. Dan lebih memperkuat pendapat bahwa tenun telah dikenal lama di Pulau Jawa adalah  pemakaian kain tenun pada arca-arca dan relief candi yang tersebar di Pulau Jawa.

Tiga daerah utama penyebaran Lurik di Pulau Jawa adalah Yogya, Solo dan Tuban.

5.Tenun Toraja

Kain Tenun Toraja merupakan Simbol yang khas keterikatan manusia dengan alam dan lingkungannya dan salah satu warisan leluhur yang masih di jaga kelestariannya sampai saat ini.

Kain Ini memiliki kedudukan yang sangat tinggi dalam budaya masyarakat Toraja . Kain tenun memegang peranan penting dalam berbagai upacara adat, juga berfungsi sebagai simbol kemakmuran dan kejayaan. Di masa lampau hanya orang-orang tertentu saja yang mampu memiliki kain-kain tersebut misalnya kaum bangsawan atau masyarakat ekonomi mampu. Untuk dapat memiliki kain-kain tersebut mereka harus menukarnya dengan hewan ternak misalnya kerbau yang secara ekonomi memiliki nilai tinggi dan seikat kain juga digunakan untuk membayar pajak dan sebagai tanda perdamaian antara kelompok-kelompok aristokrat yang berperang.

Proses pembuatan kain tenun Toraja, dimulai dari benang sampai kain. Benang dipintal  berbentuk serat. Serat-serat ini terdiri dari dua jenis yaitu berupa kapas dan ada yang berupa serat nanas. Karena serat nanas sudah langka, maka yang digunakan saat ini adalah serat kapas.

6.Tenun Ikat Troso

Tenun ikat troso atau kain ikat troso adalah kriya tenun Jepara tepatnya dari Desa Troso dan berupa kain yang ditenun dari helaian benang pakan atau benang lungsin yang sebelumnya diikat dan dicelupkan ke dalam zat pewarna alami. Alat tenun yang dipakai adalah alat tenun bukan mesin. Kain ikat dapat dijahit untuk dijadikan pakaian dan perlengkapan busana, kain pelapis mebel, atau penghias interior rumah.

7.Tenun Buna Insana

Kain Tenun asal  NTT ini adalah kain tenun full handmade yang saat ini banyak di cari oleh para pecinta kain nusantara. Kain buna dengan warna yang yang indah dan full colour sangat cocok dijadikan sebagai tas tenun buna, baju tenun atau tas dan aneka sovenir lainnya.
Continue reading

Sabtu, 23 Mei 2015

Ragam Teknik Membuat Kain Tenun

Membuat sehelai kain tenun tidak hanya dengan satu cara. Beragam teknik menenun diungkapkan oleh Benny Gratha Asisten Kurator Museum Tekstil.

Apa saja teknik mengubah benang benjadi sehelai kain? Benny menjelaskan kepada masyarakat sebagaimana dikutip Kompas.com. Pertama, teknik sederhana. Teknik yang disebut paling mudah ini menghasilkan kain dengan motif polos, garis-garis/ lurik, atau kotak-kotak. Penghasil utama kain jenis lurik adalah daerah Jawa, khususnya Klaten Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Kedua, teknik pakan atau lungsi yang juga dikenal dengan teknik songket. Pakan merupakan benang yang digunakan untuk menenun dengan posisi mendatar/ horizontal. Sebaliknya, benang yang dipasang pada alat tenun secara vertikal dikenal dengan sebutan lungsi. Teknik songket membutuhkan waktu pembuatan yang lama karena benang pakan "dianyam" diantara benang lungsi untuk membuat corak kain.

Daerah yang dikenal sebagai penghasil songket adalah pulau Sumatra yang mempunyai ciri khas warna mengkilap hasil dari benang emas atau perak yang digunakan. Daerah lainnya adalah Bali yang cenderung menggunakan katun dan sutra sebagai bahan baku.

Ketiga, teknik tenun ikat. Menurut Benny, tenun ikat dibuat dengan cara mengikat benang sesuai corak yang kemudian dicelup ke cairan pewarna. Setelah kering, ikatan pada benang dilepas dan ditenun menjadi kain. Hasilnya, kain tenun memiliki corak dan warna berbeda.

Di wilayah Barat Indonesia seperti Sumatra dan Jawa, benang yang diikat biasanya benang pakan. Tekniknya dikenal dengan nama ikat pakan. Sebaliknya hampir semua daerah penghasil tenun di wilayah Timur Indonesia menggunakan teknik ikat lungsi. Perkecualian daerah Sulawesi seperti Donggala yang lazim menggunakan ikat pakan.

Teknik ikat yang disebut-sebut paling sulit adalah teknik dobel ikat. Dengan teknik ini, benang lungsi dan benang pakan keduanya diikat dan dicelup warna untuk memberi corak. Sewaktu ditenun, posisi corak benang pakan dan benang lungsi mesti tepat agar corak yang dikehendaki dapat terlihat.

Menurut Benny, di dunia hanya ada tiga negara yang mampu membuat tenun teknik dobel ikat, India, Jepang, dan Indonesia. Di Indonesia, dobel ikat dihasilkan oleh pengrajin daerah Tenganan, Bali.

Ketiga teknik dasar itu dapat pula digabungkan seperti penggunaan teknik songket dan tenun ikat secara bersama dalam pembuatan kain Limar di palembang atau Cual di Bangka Belitung. Sedangkan gabungan teknik tenin sederhana dengan sulam tangan menghasilkan kain Tapis di daerah Lampung.

Continue reading

Kamis, 21 Mei 2015

Hadiri Pernikahan Cynthia Ramlan, Keluarga Olla Kenakan Tenun Baron

Tenun Baron menjadi pilihan busana keluarga Olla Ramlan saat menghadiri pernikahan adiknya, Cynthia Ramlan.

Dalam foto yang diunggah, Olla nampak bahagia berpose dengan suami dan kedua anaknya. Latar belakang dekorasi khas pernikahan seolah menegaskan kebahagiaan mereka seperti pengantin baru.

Busana dari tenun tradisional berciri khas tekstur timbul dikenakan Sang Suami Muhammad Aufar Hutapea dan anak pertama Sean Michael Alexande. Sedangkan Olla Ramlan dan putrinya Aleena Naira Hana Hutapea mengenakan kebaya warna peach.

Aufar dan Sean memilih tampil dengan tenun baron warna pink pastel. Pink lembut dengan aksen kuning emas yang juga tidak mencolok membuat mereka nampak senafas dengan pernikahan Cynthia yang cenderung sederhana namun penuh makna.

Cynthia Ramlan resmi dipersunting Elang Tjokro di Banjarmasin, 15 Mei 2015 tepat pada hari Peringatan Isra Miraj sekaligus ulang tahun Sang Ayah H. Ramlan. Cynthia pun resmi mengakhiri status janda pasca percerian dengan aktor Vicky Nitinegoro.
Continue reading

Rabu, 15 April 2015

Mengulas Situs-situs Penyedia Daftar Toko Online Terpercaya. Mau Tau?


Hadirnya situs-situs yang menyediakan daftar toko online  terpercaya dimaksudkan untuk memberi informasi bagi pembeli online. Ada yang memberi jaminan ada yang sekadar memberi informasi tanpa garansi. Apa saja situsnya?

Berkembangnya bisnis online tidak hanya membawa sisi positif namun juga negatif. Pembeli online dimudahkan mendapatkan produk yang diinginkan melalui pembelian online. Banyak pilihan produk, harga terjangkau dan tidak repot. Di sisi lain pembeli juga dibuat khawatir dengan maraknya kasus penipuan online.

Lazimnya, toko online menerapkan sistim pembayaran dahulu sebelum pengiriman barang. Celah itulah yang dimanfaatkan penipu untuk mengeruk keuntungan tanpa memperdulikan kerugian pihak lain. Pembeli rugi karena kehilangan uang, penjual yang jujur pun rugi karena keraguan pasar terhadap pembelian online.

Guna mencegah maraknya penipuan online, hadir situs-situs yang mengulas toko online. Mereka melakukan verifikasi dengan kriteria yang telah mereka tentukan. Diharapkan, ulasan itu petunjuk bagi pembeli untuk mendapatkan toko atau penjual yang terpercaya. Apa saja situs pengulas toko online? Berikut diantara situs pengulas toko online, profil dan badge nya.

idEA
Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA – Indonesian E-Commerce Association) merupakan asosiasi resmi yang mewadahi pelaku industri E-Commerce Indonesia. idEA resmi didirikan pada bulan Mei 2012 di Jakarta. Penggagas idEA terdiri dari 10 perusahaan besar e-commerce Indonesia, yaitu : Berniaga.com, Bhinneka.com, BliBli.com, DealGoing.com, Gramedia.com, Kaskus.us, Multiply.com, Plasa.com, Tokobagus.com dan Tokopedia.com.

Untuk menjadi anggota idEA, toko online disyaratkan menyerahkan data resmi perusahaan seperti KTP penanggungjawab, NPWP, Akta pendirian perusahaan, SIUP perusahaan dan NPWP perusahaan. Selain itu, anggota diwajibkan membayar iuran tahunan dan melakukan konfirmasi verifikasi setiap pekan agar badge idEA tetap aktif di toko online anggota.

Dapat dikatakan, idEA menjadi referensi daftar toko online paling kredibel di Indonesia saat ini. Sayang, pupolaritas idEA masih rendah di kalangan pembeli online sehingga belum banyak yang mengetahui.

https://idea.or.id/badge/7961291047
Contoh badge idEA yang di miliki situs tokotenun.com. Bila di klik, link akan mengarah ke halaman web milik idEA. Data yang di muat diantaranya nama anggota, tanggal terdaftar dan alamat toko online anggota.


Polisi Online
Meski namanya polisi online namun situs ini tidak ada hubungannya dengan Kepolisian Republik Indonesia. Dalam webnya, Polisionline.com menjelaskan keberadaannya sebagai sarana berbagi informasi toko online yang sesungguhnya dengan toko online fiktif.

Domain Polisionline.com terdaftar tanggal 20 Februari 2013. Oleh pengelola, situs ini digunaan pula untuk bisnis dengan menyediakan jasa rekening bersama atas nama Erwan Saputra, penggunaan badge berbayar dengan label "Terjamin Aman, Jaminan Uang kembali", serta menerima pemasangan iklan di web.

http://www.polisionline.com/2014/01/tokotenuncom-toko-online-terpercaya-100.html
Contoh badge standar Polisionline berlabel "Toko ini Terpercaya". Bika di klik, akan mengarah ke link halaman milik polisionline.com. Halaman tersebut memuat screenshoot toko online yang diulas, data dan alasan toko online dikategorikan sebagai toko terpercaya.

Polisi Internet
Polisiinternet.com yang domainnya teregister 16 Juli 2013 secara konsep hampir sama dengan polisionline.com. Menyediakan informasi toko online, menawarkan badge berbayar dan menawarkan iklan di web.

Sayangnya, desain grafis dan tampilan web terkesan asal membuat situs ini tampak tidak meyakinan sebagai sumber referensi.

http://www.polisiinternet.com/2014/01/tokotenuncom-toko-online-terpercaya.html
Contoh badge Polisiinternet yang mengarah ke link halaman Polisiinternet.com





Tokowiki
http://tokowiki.com/produk/toko-tenun-toko-kain-online-terpercaya/
Domain situs Tokowiki teregister 13September 2014. Tidak banyak keterangan di situs ini tentang keberadaan dan layanannya. Hanya tersedia data tentang toko online yang diulas.

Pada halaman yang memuat toko online ulasan, termuat screenshoot, data toko termasuk alamat, nomor kontak, dan barang dagangan. Hal baru yang diulas adalah data aktivitas sebuah toko online di jejaring sosial.


Continue reading

Selasa, 10 Maret 2015

Tahu Bedanya Syal, Selendang dan Pashmina? Jangan Sampai Keliru Ya

Penggemar busana pasti akrab dengan istilah syal, selendang dan pashmina. Yup, aksesoris busana sederhana yang mampu menyulap penampilan menjadi lebih menakjubkan. Tapi tahukah kamu apa sebenarnya perbedaan antara syal, selendang dan pashmina?

Syal diserap dari kata shawl yang menurut wikipedia, diartikan sebagai selembar kain yang biasa dipakai dipundak, tubuh dan lengan bagian atas dan kadang dikenakan pada kepala. Umumnya berbentuk segi empat atau persegi panjang, meski dalam pemakaian ada yang dilipat menjadi segitiga.

So, pada dasarnya selendang dan pashmina pun merupakan bagian dari shawl. Dalam keseharian, di Indonesia syal umumnya merujuk pada shawl yang lebih sempit, dibawah 30cm dengan panjang 170cm-250cm. Biasanya dikalungkan di leher atau ikat kepala.

Selendang mempunyai ukuran lebih lebar, antara 40cm-55cm dengan panjang 170cm-250cm. Masyarakat Indonesia mengenal selendang untuk pelengkap busana wanita. Di letakkan pada salahsatu pundak dan dikenakan serasi dengan kain bawahan. Beberapa daerah pun mempunyai pakaian adat menggunakan selendang.

Di masa lalu, selendang tidak hanya menjadi hiasan berbusana namun juga berfungsi untuk menggendong anak atau barang bawaan. Di masa kini selendang lebih banyak digunakan sebagai aksesoris busana. Tren terbaru, selendang banyak digunakan sebagai aksesoris busana muslim sebagai ijab atau kerudung bernuansa etnik.

Bagaimana dengan pashmina? Awalnya, pashmina atau pashm merupakan istilah untuk kain yang dibuat dari benang pintalan bulu domba yang banyak diproduksi dan dikenakan masyarakat negara Kashmir dan Nepal. Pashmina dikenakan menutupi sebagian besar tubuh untuk melindungi dari udara dingin.

Umumnya ukuran pashmina lebih lebar, diatas 60cm merujuk fungsi asalnya sebagai aksesoris penghangat tubuh. Pashmina lebih dikenal dunia setelah banyak dikenakan selebritis hollywood dan menjadi tren busana internasional.

Continue reading

Sabtu, 07 Februari 2015

Tips Spesial Didiet Maulana: Memilih, Memadukan, dan Merawat Kain Tenun


Fashion Designer Nasional Didiet Maulana punya banyak tips spesial dan masukan bagi pecinta kain tenun tradisional.

Apa saja tipsnya? Yuk kita ikuti

Memilih Kualitas Kain Tenun
Pertama, perhatikan kualitas kain. “Pegang dan ketika dirasakan sudah terbayang bagaimana saat kita memakainya. Carilah kain yang bisa menyerap keringat," katanya. Selain itu, pilih warna netral dan bisa selalu dipakai. "Hitam, cokelat dan biru muda adalah good choice karena akan sering dipakai,” ujar Didiet.

Kedua, mahal bukan jaminan. “Harga mahal bukan menjadi jaminan bahwa kain yang Anda beli berkualitas baik. Saya justru selalu mengingatkan pengrajin untuk tidak cepat-cepat menaikkan harga tinggi karena ada tanggung jawab di situ,” sarannya.

Padu Padan Kain Tenun Menjadi Dailywear
Pertama, scarf simpel. "Scraf sangat masuk untuk dipadupadankan dengan baju, tinggal nanti bagaimana nge-mix and match-nya saja," jelas Didiet.

Kedua, jaket dari tenun ikat. Jaket dari tenun ikat juga bisa dipadupadankan dengan dalaman yang sesuai dengan keinginan Anda.

Ketiga, celana panjang dari tenun ikat. "Celana panjang bisa dipadukan dengan polo shirt atau kemeja," kata Didiet. 

Menjaga Keawetan Kain Tenun
Pertama, cuci dengan handwash. "Untuk menjaga ketahanan warna kain, sebaiknya kain dicuci secara handwash. Atau, untuk beberapa kain ikat yang berbahan sutra sebaiknya di dryclean," terang Didiet.

Lebih lanjut, Didiet mengatakan, "Ada yang mengeluh mengapa perawatan kain saja bisa sampai mahal. Saya tegaskan bahwa kain tradisional ini bukanlah barang pabrik atau industri karena pembuatannya saja susah. Segala sesuatu yang dibuat melalui proses, maka ketika merawatnya juga ada prosesnya."

Kedua, agar terbebas dari jamur atau lembab, maka sebaiknya kain ikat dijemur atau diangin-anginkan minimal sekali sebulan atau dua kali sebulan. Bisa juga menaburkan biji lada di dalam lemari supaya lemari tidak lembab.

“Saya percaya apa yang dibuat secara tradisional juga harus dirawat  secara tradisional pula,” ungkap Didiet.
 
Continue reading

Selasa, 13 Januari 2015

Tenun Rangrang Nusa Penida Bali dan Motif Gelombang Cantik Olla Ramlan

Tenun rangrang dari pulau Nusa Penida Bali menjadi salahsatu kain Nusantara yang disukai selebriti dan fashion designer. Motifnya yang khas geometris dengan tekstur garis rapat dan renggang membuat warnanya berpadu indah dan segar.

”Saya suka warna dan motifnya yang sangat unik, bikin saya kelihatan cerah saat memakainya,” tutur artis Olla Ramlan.

Olla memang menjadi pengagum kain rangrang Bali. Salahsatu motif tenun rangrang yang dipakai wanita kelahiran Banjarmasin ini bahkan sering dikenal dengan Motif Olla Ramlan.

Berbeda dengan motif original tenun rangrang yang berupa zig-zag bersudut runcing, rangrang motif Olla Ramlan sedikit berlekuk menyerupai gelombang.

Motif gelombang ala Olla Ramlan juga sering disebut motif Bianglala. Motif kontemporer ini awalnya dikembangkan oleh desainer fashion Jakarta Priyo Oktaviano yang bekerja sama dengan Cita Tenun Indonesia (CTI) guna meningkatkan nilai tambah perajin tenun Indonesia. Motif ala Olla Ramlan ini lantas diikuti banyak perajin tenun Nusa Penida Bali dan dijual secara online di situs belanja tenun paling populer di Indonesia http://tenuncantik.com/

Sementara menanggapi makin banyaknya fashion show yang mengangkat tren kain tradisional, Olla ikut merasa bangga. ”Material asli Indonesia menjadi fashion yang berkelas dan sejajar dengan fashion dunia internasional. Khususnya rangrang ini. Saya kira dunia internasional juga mengakui keindahannya,” tutur artis kelahiran 15 Februari 1980 ini
Continue reading