Sabtu, 07 Februari 2015

Tips Spesial Didiet Maulana: Memilih, Memadukan, dan Merawat Kain Tenun


Fashion Designer Nasional Didiet Maulana punya banyak tips spesial dan masukan bagi pecinta kain tenun tradisional.

Apa saja tipsnya? Yuk kita ikuti

Memilih Kualitas Kain Tenun
Pertama, perhatikan kualitas kain. “Pegang dan ketika dirasakan sudah terbayang bagaimana saat kita memakainya. Carilah kain yang bisa menyerap keringat," katanya. Selain itu, pilih warna netral dan bisa selalu dipakai. "Hitam, cokelat dan biru muda adalah good choice karena akan sering dipakai,” ujar Didiet.

Kedua, mahal bukan jaminan. “Harga mahal bukan menjadi jaminan bahwa kain yang Anda beli berkualitas baik. Saya justru selalu mengingatkan pengrajin untuk tidak cepat-cepat menaikkan harga tinggi karena ada tanggung jawab di situ,” sarannya.

Padu Padan Kain Tenun Menjadi Dailywear
Pertama, scarf simpel. "Scraf sangat masuk untuk dipadupadankan dengan baju, tinggal nanti bagaimana nge-mix and match-nya saja," jelas Didiet.

Kedua, jaket dari tenun ikat. Jaket dari tenun ikat juga bisa dipadupadankan dengan dalaman yang sesuai dengan keinginan Anda.

Ketiga, celana panjang dari tenun ikat. "Celana panjang bisa dipadukan dengan polo shirt atau kemeja," kata Didiet. 

Menjaga Keawetan Kain Tenun
Pertama, cuci dengan handwash. "Untuk menjaga ketahanan warna kain, sebaiknya kain dicuci secara handwash. Atau, untuk beberapa kain ikat yang berbahan sutra sebaiknya di dryclean," terang Didiet.

Lebih lanjut, Didiet mengatakan, "Ada yang mengeluh mengapa perawatan kain saja bisa sampai mahal. Saya tegaskan bahwa kain tradisional ini bukanlah barang pabrik atau industri karena pembuatannya saja susah. Segala sesuatu yang dibuat melalui proses, maka ketika merawatnya juga ada prosesnya."

Kedua, agar terbebas dari jamur atau lembab, maka sebaiknya kain ikat dijemur atau diangin-anginkan minimal sekali sebulan atau dua kali sebulan. Bisa juga menaburkan biji lada di dalam lemari supaya lemari tidak lembab.

“Saya percaya apa yang dibuat secara tradisional juga harus dirawat  secara tradisional pula,” ungkap Didiet.
 
Continue reading

Sabtu, 30 November 2013

Kain Tenun Luntur, Bagaimana Tips Cara Mengetahui dan Merawatnya?



Kain tenun luntur menjadi salahsatu faktor utama yang membuat pembeli gamang. Bahkan lepasnya bahan pewarna menjadi "musuh utama" kain tradisional yang unik ini. Biasanya kain tenun luntur diketahui setelah dicuci. Warnanya menjadi pudar dan bahkan coraknya hilang sama sekali.

Kain tenun cantik yang kita sayangi, sekali dicuci warnanya pudar tidak karuan. Ada yang sampai motifnya berganti menjadi motif "abstrak" dan setelah dicuci beberapa kain akhirnya menjadi kain polos. Sedih bukan?

Nah, biar tidak terjadi seperti ini ada baiknya kita ikuti saran Maria dari www.tokotenun.com toko online yang menyediakan aneka kain tenun berkualitas.

Penyebab Kain Tenun Luntur
Umumnya, penyebab kain tenun luntur adalah pewarna yang mudah larut air. Proceon salahsatunya, dibuat dengan basis air sehingga sangat mudah luntur. Harga pewarnanya relatif murah dan menghasilkan warna yang cerah cemerlang seperti cat air. Pewarna alam juga cenderung mudah luntur (Baca di: wolipop.detik.com)

Penyebab lain, benang yang digunakan tidak maksimal menyerap pewarna. Benang paling bagus dalam penyerapan warna adalah katun yang terbuat dari kapas. Semakin berkualitas jenis katun akan semakin baik. Lihat artikel: Ragam Benang Katun untuk Tenun.

Jangan Langsung Dicuci
Pertama, kain tenun jangan langsung dicuci sebelum kita yakin luntur atau tidaknya kain tenun. Kalau sudah terlanjur dicuci dan luntur tentu tidak dapat dipakai bukan? Beruntung kalau masih ada coraknya. Bagaimana kalau langsung pudar tidak karuan bahkan hilang semua warnanya?

Tujuan mengetahui kain tenun luntur sebelum dicuci agar jika luntur kain tenun masih bisa dipergunakan dengan perawatan yang tepat. "So, selalu ingat jangan mencuci kain tenun yang baru dibeli sebelum kita mengujinya," pesan Maria dari tokotenun.com

Cara Menguji Kain Luntur


warna tidak luntur maka dipastikan warna tersebut aman, tidak luntur pada seluruh kain," sambungnya wanita yang tinggal di kawasan sentra tenun Troso Jepara ini.

Coba kita perhatikan foto di atas. Setelah ditetesi air, warna kuning pada corak luntur merembes. Di sekitar warna kuning, warna dasar biru tercampur kuning hingga menjadi hijau. Dapat dipastikan, warna kuning termasuk luntur berat.

Jika setelah dipercikkan air tidak ada warna yang merembes pada warna lain, keringkan dan amati lagi. Apakah ada perbedaan yang mencolok antara warna yang telah tertetes air dan yang belum tersentuh air. Kita lakukan pengujian selanjutnya.



Jika air menjadi berwarna, perhatikan kainnya. Luntur berat membuat pewarna pada kain hilang/pudar dan beralih pada air. Namun jika kain yang telah dicelup tidak langsung pudar warnanya, maka termasuk kategori luntur sedang.


Luntur sedang bisa terjadi karena ada sisa pewarna yang masih menempel pada kain pada waktu proses pewarnaan. Sisa pewarna disebabkan kurang bersih pada waktu pembilasan akhir. Sedangkan pewarna sendiri masih kuat terserap pada kain.

Kategori luntur ringan ditandai air pada pengujian hanya sedikit keruh, tidak sampai berubah warna.


Merawat Kain Tenun Luntur
Pada kerajinan tenun ikat, luntur sedang dan luntur ringan bukan merupakan luntur dalam arti corak kain cepat pudar. Luntur yang terlihat lebih pada kurang bersihnya proses pembilasan yang dengan sendiri teratasi setelah beberapa kali dicuci.

Kita hanya perlu memisahkan pencucian kain tenun dengan pakaian lain sampai dipastikan kain tenun tidak lagi ada sisa pewarna. Kalau telaten, bisa juga langsung kita bilas berkali-kali agar sisa pewarna hilang. Bisa juga menggunakan detergen namun jangan direndam sebagaimana Tips Cara Merawat Kain Tenun pada umumnya.

Sedangkan pada kategori luntur berat, mutlak harus memakai dry clean.
Continue reading

Senin, 18 Februari 2013

Tips Cara Merawat Kain Tenun Ikat

Tenuna – Kain tenun yang kita dapatkan dengan susah payah, kadang disertai merogok kocek dalam tentu sayang kalau rusak hanya karena tidak tahu cara merawatnya. Kain tenun yang dianyam dengan alat tenun tradisional dan diwarna secara manual tentu tak bisa diperlakukan seperti kain tekstil yang diproses dengan mesin. Bagaimana tips merawat kain tenun yang benar?

Pertama, sehabis kain kita beli seyogyanya kita tes dulu kekuatan pewarnanya. Caranya, masukkan ujung kain kedalam air jernih lalu goyang goyangkan. Jika air menjadi cepat keruh oleh pewarna, maka kita mesti menjauhkan kain dari air. Untuk membersihkan, kita gunakan teknik dry clean.

Jika air hanya sedikit keruh setelah agak lama direndam ujungnya maka kain kita cuci dengan air. Sedikit keruh setelah lama dicelup dalam air merupakan indikasi adanya sisa pewarna yang masih menempel. Hal ini akibat kurang bersih pada waktu pembilasan setelah proses pewarnaan. Pada dasarnya kain tenun seperti ini tidak luntur sehingga tidak wajib menggunakan cara pencucian dry clean.

Kedua, kain tenun yang berbahan katun rentan terhadap susut kecuali katun mercerised yang tahan susut. Lihat bedanya pada artikel "Ragam Benang Katun untuk Tenun". Adakalanya kita menjahitkan kain misris atau endek menjadi pakaian dan setelah dicuci menjadi sempit. Untuk mencegah masalah seperti ini, kita cuci kain sebelum dijahit. Tak usah pakai deterjen pada pencucian pertama ini, cukup celupkan kain tenun ke dalam air secara merata lalu jemur.

Selain untuk menghindari sempit karena susut, pencucian pertama ini juga berfungsi untuk menghilangkan sisa pewarna yang menempel pada kain.

Ketiga, setelah dicuci usahakan jangan diperas agar kain tidak kucel setelah kering. Selain itu, mencuci tanpa memeras juga membuat kain lebih awet. Keempat, kita jemur ditempat yang teduh. Tempat yang tidak terkena sinar matahari secara langsung agar warna tidak cepat pudar.

Kelima, pencucian selanjutnya dapat kita gunakan lerak, detergen maupun pelembut. Usahkan langsung dicuci tanpa direndam dan tetap dipisahkan dengan pakaian lain. Hindari penggunaan sikat. Jika ada noda, cukup taburi bagian yang kotor dengan detergen atau olesi sabun colek lalu kucek perlahan sampai kotoran hilang.
Continue reading